Tujuan Hidup Manusia
Salam sukses mulia
Bila kita merenung, sebagai umat manusia pasti pernah kita berfikir tentang apa sebenarnya tujuan hidup kita di dunia ini. Untuk menjawabnya, kita tidak boleh sembarangan hunny. Apalagi sebagai seorang muslim, dalam menjawab pertanyaan ini kita harus benar-benar serius, Gunakan landasan yang benar yakni sudah pasti Al Qur'an Al Karim, agar kita tidak terjerumus dalam lembah kenistaan. Berikut Hanum share pembahasan mengenai "Darimana kita berasa, Untuk apa hidup kita, dan Akan kemanakah diri kita setelah kehidupan berakhir?
Selamat membaca hunny
SANGKAN PARANING DUMADI
(DARI MANA, UNTUK APA, DAN AKAN KEMANA KITA HIDUP)
A. PENGERTIAN HIDUP
1. Hidup adalah tahapan perjalanan
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”
2. Hidup adalah ujian
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”
3. Hidup adalah pertanggungan jawab
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”
B. DARI MANA KITA HIDUP, UNTUK APA HIDUP INI, DAN AKAN KEMANA SETELAH HIDUP?
Setiap orang sesekali dalam hidupnya pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini. Oleh sebab itu dibutuhkan pemikiran untuk dapat memecahkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaaan ini. Jika ia dapat menemukan jawaban dari ketiga pertanyaan mendasar ini maka sesungguhnya manusia itu akan mengalami kebangkitan sejati.
Dalam rangka menjawab ketiga pertanyaan mendasar tersebut manusia sudah seharusnya mengubah pola pikirnya, dimana pemikirannya tersebut adalah pemikiran yang dipimpin oleh akalnya, bukan nafsu. Sehingga setiap langkah hidupnya akan semakin jelas seiring perjalanannya menemukan ketiga jawaban dan akhirnya ia pun akan mengalami kebangkitan dan menjadi manusia yang beraqidah.
1. Dari Mana Kita Hidup?
Di dalam Al-Quran telah ditegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (Q.S Shaad: 71-72).
Dalam ayat lain, Allah berfirman: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani…” (Q.S Faathir: 11). Kemudian, dalam ayat al-quran, kita mendapatkan bahwa Allah Swt menegaskan penciptaan manusia ini menggunakan kata ‘Qad’ yang sebelumnya didahului dengan ‘lam’ yang memiliki fungsi penegasan (lam ta’kid). Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya.” (Q.S Qaaf: 16).
Demikianlah Al-Quran menegaskan kekhususan penciptaan manusia. Dalam ayat lain Allah menerangkan bagaimana manusia diciptakan. Al-Quran sendiri, ketika menceritakan tentang penciptaan manusia, petunjuk yang terkandung didalamnya mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kita perhatikan apa yang dikatakan al-Quran tentang penciptaan manusia ini. Allah Swt berfirman:
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air.” (QS Al-Furqan: 54)
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu pada kali yang lainnya.” (QS Thaaha: 55)
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” (QS Al-Mursalat: 20)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).” (QS Ath-Thaariq: 5-8)
Maka sesungguhnya alam semesta, manusia, dan kehidupan ini dulunya tidak ada, kemudian diciptakan oleh Allah Swt. Jadi, sudah tentu kita berasal dari Allah Swt.
2. Untuk Apa Hidup Ini?
Pertanyaan penting yang kedua adalah untuk apa hidup ini?. Mencari arti hidup adalah sangat penting. Siapapun yang tidak memiliki misi hidup, hidupnya akan terombang ambing, tidak jelas dan dipastikan tidak bermanfaat. Hanya mereka yang memiliki misi hiduplah yang akan bermanfaat dalam hidup, bermanfaat untuk dirinya juga bermanfaat untuk orang lain.Manusia yang hidup tanpa misibagaikan hewan, inilah yang disindir oleh Allah Swt dalam Al Quran, mereka disebut bagaikan hewan bahkan lebih dari hewan. Ciri mereka yakni tidak mau berfikir meskipun sudah diberikan akal (qolbu). Tidak mau menggunakan mata untuk melihat kebenaran, telinga seakan ditutup tidak mau mendengar kebenaran.
Persoalannya bagaimana cara manusia mencari misi hidupnya. Logikanya yang paling tahu untuk apa kita hidup tentu saja yang menciptakan kita Allah Swt. Allah-lah yang Maha Tahu paling mengerti untuk apa kita hidup, untuk apa Dia menciptakan kita. Adalah sangat logis kalau kita mencari arti hidup dengan melihat firman Allah Swt di Al Quran. Dengan sangat jelas Allah Swt menyebutkan misi hidup utama kita adalah beribadah. Firman Allah Swt, “ Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz Dzariyat : 56)
Maka apa sesungguhnya itu ibadah? Ibadah adalah tunduk dan patuh kepada hokum Allah Swt. Ketika menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan, Allah SWT juga menciptakan aturan. Agar alam semesta, manusia dan kehidupan tidak rusak maka ikutilah aturannya. Ikutilah “manual” yang telah dibuat oleh-Nya. Dialah yang menciptakan, Dialah yang paling tahu tentang apa-apa yang Dia ciptakan. Tugas kita menaati aturannya, tugas kita beribadah kepada-Nya.
Dengan pemahaman ini, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan tidak akan ada yang sia-sia. Semua bisa bernilai ibadah kepada-Nya. Kita akan menjadi manusia yang sangat bersemangat untuk berbuat kebaikan. Kita menjadi orang yang “serakah” untuk berbuat amal soleh dan kebaikan. Energi kita tak pernah habis.
Sesuatu itu bernilai ibadah apabila kita melakukannya benar, sesuai ketentuan-Nya. Selain itu, kita melakukan diniatkan semata-mata karena Allah (ikhlas). Apapun yang kita lakukan dengan benar dan ikhlas, itulah ibadah, tak ada yang sia-sia.
Misi hidup untuk beribadah inilah yang akan menghantarkan manusia pada ultimate goal seorang muslim yakni meraih ridho Allah Swt.Kerinduan puncak seorang muslim, saat keksih tercintanya memanggil dengan penuh ridho, sementara diapun ridho kepada Allah Swt. Firman Allah
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”(QS Al-Fajr: 27-30).
3. Akan Kemana Setelah Hidup?
Setelah kita dapat menjawab dengan tepat pertanyaan pertama, dari mana kita hidup? yakni kita hidup berasal dari sang pencipta Allah Swt. Dan dengan tepat pula kita menjawab pertanyaan kedua, untuk apa hidup ini? yaitu untuk beribadah dan mengabdi mengikuti aturan Allah Swt. Maka tentulah itu sudah cukup untuk menentukan akan kemanakah kita setelah hidup.
Mau kemana setelah hidup? Tergantung keberadaan kita dimuka bumi. Bila kita menyadari bahwa kita hidup berasal dari sang pencipta dan dalam menjalani kehidupan tunduk patuh pada segala aturan-Nya, maka tentu kita akan ditempatkan di tempat orang-orang yang Allah cintai, yaitu syurga-Nya. Namun bila hidup kita bergelimang maksiat, enggan menaati ketentuan-Nya maka kita akn ditempatkan di tempat yang amat rendah dan hina, yaitu neraka.
Ringkasnya kita datang dari Allah Swt, hidup untuk beribadah kepada Allah Swt, dan akan kembali kepada Allah Swt. Apabila sebagian besar kita menyadari dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kebangkitan sejati akan terwujud. Dan bukan hanya itu, kita pun akan siap menghadapi hari kebangkitan di akhirat nanti.
Jazakumullah
Comments
Post a Comment