Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Dewasa ini, dunia memaksa manusia untuk terus berkembang. Sedangkan banyak diantara mereka yang bahkan tak ingin ambil pusing dengan  kemajuan dunia. Gaya hidup dan kebutuhan akan uang menjadi sangat ringan untuk dipenuhi seiring dengan merajalelanya praktek korupsi, kolusi, suap dan semacamnya. Namun tidak demikian bagi yang benar-benar ingin mengembangkan ide dan ingin memenuhi kebutuhan hidup dengan segala bakat yang dimiliki. Merekakalah para pebisnis, pengusaha. Manusia-manusia inilah yang kemudian menjadi motor penggerak kemajuan dunia terus dan terus.

Memang benar, tidak sedikit orang yang memilih menjadi eksekutif ketimbang menjadi wirausaha. Alasannya tak mau repot, tak punya modal, atau takut gagal. Ada juga yang memilih terus menjadi eksekutif karena merasa sudah mapan dengan posisi tersebut. Mereka yang mempunyai ketakutan semacam itu hanya sering kali belum pernah mencoba sama sekali untuk membuka bisnis dan menjalankan usaha sendiri. Atau, baru mencoba satu-dua kali, tidak balik modal dan kemudian putus asa, lalu memilih menghentikan usahanya.

Padahal, dengan menjadi pengusaha mandiri kita akan bebas menentukan nasib kita sendirii. Kalau ingin cepat sukses, ya perlu bekerja ekstra keras. Selain itu, pengusaha juga tak terikat dengan jam kerja. Ide yang menumpuk di kepala dapat langsung diimplementasikan menjadi bisnis yang mungkin potensial. Sedangkan persoalan modal, tak selamanya modal usaha harus berupa uang dalam jumlah besar. Karena modal yang paling utama adalah integritas, konsep bisnis, ide cemerlang, dtambah dengan jaringan yang luas dan mental pengusaha yang kuat yakni tidak takut gagal.

Seperti halnya di lingkungan Desa Bandungkidul, Kec. Kutoarjo, Kab. Purworejo tepatnya di Jl. Gajah Mada, berdasarkan pengamatan penulis saat ini semakin banyak wirausahawan bermunculan. Apalagi setelah berdirinya sebuah perusahaan retail yakni Laris Swalayan. Tidak seperti 5 tahun silam yang masih berupa jajaran rumah penduduk, sekarang Jl. Gajah Mada sarat akan kegiatan bisnis.

Laris Swalayan adalah sebuah perusahaan  yang bergerak di bidang perdagangan retail dengan harga barang yang lebih murah dan barang yang dijual pun lebih lengkap. Laris Swalayan adalah satu-satunya swalayan terbesar di Kutoarjo dengan karyawan kurang lebih 100 orang. Di Kutoarjo baru dibuka sekitar 3 tahun yang lalu. Rata-rata pengunjung setiap harinya berkisar antara 200 hingga 500 orang pada akhir pekan.

Keberadaan Laris Swalayan ini kemudian memicu minat masyarakat untuk mendirikan usaha baru di sekitarnya maupun membuka stand / outlet didalam Laris Swalayan. Berdasarkan hasil analisa penulis, 6 dari 8 pengusaha di sekitar dan di dalam swalayan baru memulai usahanya setelah dibukanya Laris Swalayan ini. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup berarti dari Laris Swalayan itu sendiri terhadap minat masyarakat untuk berwirausaha selain memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian konsumtif.

Tentu saja perkembangan jumlah wirausahawan di Jl. Gajah Mada ini tidak melulu dipengaruhi oleh keberadaan Laris Swalayan. Hasil wawancara penulis kepada para pengusaha disini menunjukkan ada beberapa faktor yang berpengaruh. Namun karena usaha yang kami analisa bervariasi mulai dari usaha warung kelontong, warung makan, penjual jajanan, salon, outlet parfum, outlet penjual tas, toko komputer hingga kos-kosan, maka faktor-faktor pendorong berkembangnya jumlah wirausahawan di Jl. Gajah Mada ini dapat kami simpulkan sebagai berikut :


  1. Tempat yang sangat strategis, dekat pusat perbelanjaan dan mudah diakses
  2. Kebutuhan, tingkat konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat
  3. Kondisi yang mengharuskan pemenuhan kebutuhan pribadi dan keluarga
  4. Mudahnya akses permodalan dari lembaga keuangan


Dari sanalah kemudian para pengusaha ini berani menginvestasikan modalnya untuk berbisnis. Dan ternyata bisnis yang mereka jalankan memberikan hasil yang menjanjikan. Berikut data omset usaha dari 8 sampel pengusaha yang kami analisa :

Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Lancarnya usaha yang berjalan tidak mungkin mulus tanpa hambatan begitu saja, tentu diawali dengan berbagai perjuangan dan menghadapi banyak tantangan. Peluang dan tantangan dari masing-masing usaha sangat beragam. Dari usaha yang membuka outlet di dalam Laris Swalayan misalnya, peluang dan tantangan usahanya adalah sebagai berikut :

Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Disini terlihat bahwa banyaknya jumlah pengunjung swalayan berpengaruh positif dan menjadi peluang yang kuat untuk keberlangsungan usaha mereka. Sehingga terjadilah simbiosis mutualisme disini. Masyarakat akan semakin puas dengan beragamnya kamoditi yang ditawarkan di swalayan ditambah outlet-outlet penyedia kebutuhan lainnya. Sehingga Laris Swalayan akan kebanjiran pengunjung yang itu artinya menambah peluang semakin berkembangnya usaha-usaha yang berada di dalamnya.

Namun sayangnya, biaya sewa stand/outlet jualan masih terbilang mahal. Banyak pengusaha mengeluh tentang hal ini. Pengusaha akhirnya harus memutar otak untuk dapat menangani tantangan ini, misalnya dengan membuka outlet lebih lama, buka sejak pagi, atau dengan mempekerjakan karyawan yang pandai dalam promosi sehingga pengunjung tertarik untuk singgah ke outlet dan akhirnya meningkatkan omset usaha.

Sedangkan untuk usaha-usaha di sekitar Laris Swalayan, peluang dan tantangannya jauh lebih kompleks, yakni :

Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Peluang usaha yang paling dominan bagi para pengusaha di sekitar Laris Swalayan adalah tempatnya 
yang strategis. Selain itu, tentu dapat menjadikan Laris Swalayan sebagai alat untuk promosi. Jadi Laris Swalayan ini membawa pengaruh yang positif bagi usaha mereka kecuali untuk usaha warung kelontong, karena komoditas yang ditawarkan di warung kelontong relatif sedikit sehingga kalah lengkapnya dengan Laris Swalayan. 

Sama seperti kebanyakan bisnis lainnya, usaha yang berada di sekitar Laris Swalayan ini juga dihadapkan dengan banyaknya kompetitor yang menjual jenis barang yang sama, atau bergerak di bidang usaha yang sama. Namun, mental pengusaha pasti memiliki jurus tersendiri untuk mengatasi hal ini.

Mengapa mereka menjalankan usaha? Mencari sumber penghasilan adalah alasan utama mereka, karena dengan usaha yang dijalankan pada akhirnya dapat meningkatkan finansial keluarga. Selain itu, karena beberapa usaha mempekerjakan karyawan, tentu saja akan meningkatkan finansial keluarga karyawannya juga.

Peran dari lembaga keuangan juga tidak kalah penting. Saat ini akses permodalan untuk para pengusaha sangat mudah diperoleh. 50 % dari pengusaha yang kami analisa telah menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan. Dimana menurut mereka kemitraan yang terjalin sangat membantu memperlancar keberlangsungan usaha. Pertama untuk membantu dalam penyimpanan dana cadangan, laba, maupun investasi. 

Selain itu, jika butuh tambahan modal mereka tidak perlu susah mendapatkannya karena pihak lembaga keuangan telah percaya apalagi didukung dengan potensi usaha yang mereka miliki. Dengan demikian para pengusaha ini juga akan semakin semangat dalam menjalankan usahanya. Ada juga pengusaha yang memanfaatkan kemitraan ini untuk mempermudah transaksi dengan supplier maupun user (jasa transfer).

 Sedangkan mereka yang memilih untuk tidak bermitra dengan lembaga keuangan beralasan takut berurusan dengan bank, dekoleptor, dan semacamnya karena memang belum pernah menjalin kerjasama. Alasan lainnya karena lebih nyaman berwirausaha dengan modal sendiri, sehingga ketika untung maupun rugi akan ditanggung sendiri.

Perkembangan jumlah wirausahawan berdasarkan data pada Tabel 1 diatas dapat digambarkan dalam grafik berikut :
Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Berdasarkan grafik diatas diperoleh prosentase rata-rata kenaikan jumlah pengusaha dari tahun 2010 hingga tahun 2014 adalah 15 % per tahun. Maka kemudian dapat diwacanakan bahwa jumlah wirausahawan di ssekitar Laris Swalayan akan terus meningkat tiap tahunnya. Proyeksi pertumbuhan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Makalah Mata Kuliah Bisnis Islam

Demikian hasil analisa penulis terhadap perkembangan jumlah wirausahawan di lingkungan sekitar Laris Swalayan Kutoarjo. Mohon maaf bila tidak sesuai dengan tugas yang diberikan yakni untuk melakukan pengamatan di lingkungan BMT, karena saat ini penulis tidak lagi menjadi pengelola BMT. Semoga hasil analisa ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan dapat diakui sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Bisnis Islam. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Dakwah

Kuliner Purworejo

Analisis Jurnal Traksaksi Akuntansi pada KSU MIKAT AL KHIDMAH